Sitti Nurbaya

http://dbpedia.org/resource/Sitti_Nurbaya an entity of type: Thing

Sitti Nurbaya: Kasih Tak Sampai (sering disingkat Sitti Nurbaya atau Siti Nurbaya; Ejaan Republik Sitti Noerbaja; bahasa Melayu: Siti Nurbaya; Jawi: سيتي نوربايا) adalah sebuah novel Indonesia yang ditulis oleh Marah Rusli. Novel ini diterbitkan oleh Balai Pustaka, penerbit nasional negeri Hindia Belanda, pada 1922. Penulisnya dipengaruhi oleh pertentangan antara kebudayaan Minangkabau dan penjajah Belanda, yang sudah menguasai Indonesia sejak abad ke-17. Pengaruh lain barangkali pengalaman buruk Rusli dengan keluarganya; setelah memilih perempuan Sunda untuk menjadi istrinya, keluarganya menyuruh Rusli kembali ke Padang dan menikah dengan perempuan Minang yang dipilihkan. rdf:langString
Sitti Nurbaya: Kasih Tak Sampai (Sitti Nurbaya: Unrealized Love, often abbreviated Sitti Nurbaya or Siti Nurbaya; original spelling Sitti Noerbaja) is an Indonesian novel by Marah Rusli. It was published by Balai Pustaka, the state-owned publisher and literary bureau of the Dutch East Indies, in 1922. The author was influenced by the cultures of the west Sumatran Minangkabau and the Dutch colonials, who had controlled Indonesia in various forms since the 17th century. Another influence may have been a negative experience within the author's family; after he had chosen a Sundanese woman to be his wife, Rusli's family brought him back to Padang and forced him to marry a Minangkabau woman chosen for him. rdf:langString
rdf:langString Sitti Nurbaya
rdf:langString Sitti Nurbaya
rdf:langString Sitti Nurbaya
rdf:langString Sitti Nurbaya: Kasih Tak Sampai
rdf:langString Sitti Nurbaya
xsd:string Balai Pustaka
xsd:integer 32710403
xsd:integer 1065917862
rdf:langString Cover of the 44th printing
rdf:langString Novel
xsd:integer 978
rdf:langString
rdf:langString Print
xsd:integer 436312085
xsd:integer 291
xsd:integer 1922
rdf:langString Sitti Nurbaya: Kasih Tak Sampai
rdf:langString Sitti Nurbaya: Kasih Tak Sampai (Sitti Nurbaya: Unrealized Love, often abbreviated Sitti Nurbaya or Siti Nurbaya; original spelling Sitti Noerbaja) is an Indonesian novel by Marah Rusli. It was published by Balai Pustaka, the state-owned publisher and literary bureau of the Dutch East Indies, in 1922. The author was influenced by the cultures of the west Sumatran Minangkabau and the Dutch colonials, who had controlled Indonesia in various forms since the 17th century. Another influence may have been a negative experience within the author's family; after he had chosen a Sundanese woman to be his wife, Rusli's family brought him back to Padang and forced him to marry a Minangkabau woman chosen for him. Sitti Nurbaya tells the story of two teenage lovers, Samsul bahri and Sitti Nurbaya, who wish to be together but are separated after Samsul bahri is forced to go to Batavia. Not long afterwards, Nurbaya unhappily offers herself to marry the abusive and rich Datuk Meringgih as a way for her father to escape debt; she is later killed by Meringgih. It ends with Samsulbahri, now a member of the Dutch colonial army, killing Datuk Meringgih during an uprising and then dying from his wounds. Written in formal Malay and including traditional Minangkabau storytelling techniques such as pantuns, Sitti Nurbaya touches on the themes of colonialism, forced marriage, and modernity. Well-received upon publication, Sitti Nurbaya continues to be taught in Indonesian high schools. It has been compared to Romeo and Juliet and the Butterfly Lovers.
rdf:langString Sitti Nurbaya: Kasih Tak Sampai (sering disingkat Sitti Nurbaya atau Siti Nurbaya; Ejaan Republik Sitti Noerbaja; bahasa Melayu: Siti Nurbaya; Jawi: سيتي نوربايا) adalah sebuah novel Indonesia yang ditulis oleh Marah Rusli. Novel ini diterbitkan oleh Balai Pustaka, penerbit nasional negeri Hindia Belanda, pada 1922. Penulisnya dipengaruhi oleh pertentangan antara kebudayaan Minangkabau dan penjajah Belanda, yang sudah menguasai Indonesia sejak abad ke-17. Pengaruh lain barangkali pengalaman buruk Rusli dengan keluarganya; setelah memilih perempuan Sunda untuk menjadi istrinya, keluarganya menyuruh Rusli kembali ke Padang dan menikah dengan perempuan Minang yang dipilihkan. Sitti Nurbaya menceritakan cinta remaja antara Samsulbahri dan Sitti Nurbaya, yang hendak menjalin cinta tetapi terpisah ketika Samsu terpaksa pergi ke Batavia untuk melanjutkan pendidikan. Belum lama kemudian, Nurbaya menawarkan diri untuk menikah dengan Datuk Meringgih (yang kaya tetapi kasar) sebagai cara untuk ayahnya hidup bebas dari utang; Nurbaya kemudian dibunuh oleh Meringgih. Pada akhir cerita Samsu, yang menjadi anggota tentara kolonial Belanda, membunuh Meringgih dalam suatu revolusi lalu meninggal akibat lukanya. Ditulis dalam bahasa Melayu yang baku dan mencakup teknik penceritaan tradisional seperti pantun, novel Sitti Nurbaya menyinggung tema kasih tak sampai, anti-pernikahan paksa, pengorbanan, kolonialisme, dan kemodernan. Novel yang disambut baik pada saat penerbitan pertamanya ini sampai sekarang masih dipelajari di SMA-SMA se-Nusantara. Novel ini pernah dibandingkan dengan Romeo dan Julia karya William Shakespeare serta legenda Tiongkok Sampek Engtay.
xsd:nonNegativeInteger 21423
xsd:string 978-979-407-167-0
xsd:positiveInteger 291
xsd:string 436312085

data from the linked data cloud