Shina (word)

http://dbpedia.org/resource/Shina_(word) an entity of type: Thing

Shina (支那, pronounced [ɕiꜜna]) is a largely archaic Japanese name for China. The word was originally used neutrally in both the Chinese and Japanese languages, but came to be perceived as derogatory by the Chinese during the course of the Sino-Japanese Wars. As a result, it fell into disuse following World War II and is now viewed as offensive, with the standard Japanese name for China being replaced by Chūgoku (中国). rdf:langString
支那(しな)またはシナとは、中国またはその一部の地域に対して用いられる地理的呼称、あるいは王朝・政権の名を超えた通史的な呼称の一つである。日本では江戸時代中期から広まったが、第二次世界大戦後は主に差別的意味合いが含まれるとして、避けられる傾向にある。 rdf:langString
( 다른 뜻에 대해서는 지나 (동음이의) 문서를 참고하십시오.) 지나(支那)란 중국을 가리키는 호칭 중 하나이다. 원래는 역사상 최초의 중국의 통일국가로 알려진 진나라에서 유래한 명칭으로 사용되었다. 이 말은 현재 중국인들, 특히 중화인민공화국 국민들로 하여금 이 이름을 차별적, 경멸적인 호칭으로 받아들이고 있다. rdf:langString
Shina (支那), arkaisk japansk term för Kina, som av kineser sedan 1940-talet uppfattas som kraftigt stötande och rasistisk. Denna uppfattning ligger i ordets användande under det andra kinesisk-japanska kriget. Termen har fallit ur modernt språkbruk till förmån för Chūgoku (中国). rdf:langString
Kata "cina", juga dikenal sebagai "china, shina atau sina", dalam aksara Han ditulis "支那, 至那, 脂那, 摩訶至那國", adalah bersumber dari India yang berasal dari bahasa Sanskerta चीन (cīna) dan bersumber yang sama dengan kata . Kata ini ditemukan dalam kitab Buddhis terjemahan biarawan pada zaman dulu, yang berarti "negeri yang jauh", " negara ideologi", atau juga "negara Qin" dalam pengucapan bahasa Sanskerta, awalnya merupakan sebutan untuk Dinasti Jin Tiongkok dalam kitab Buddhis zaman dulu. Pada zaman dulu, umat Buddha menyebut India sebagai "Tiongkok", yang berarti "negeri tengah" atau "negeri pusat", dan sebaliknya menyebut negeri Tiongkok dengan nama "Cina" 「支那」, yang tidak mengandung unsur diskriminasi apa pun, justru merupakan sebutan kehormatan. rdf:langString
支那(源自梵語:चीन,cīna),亦曾譯作至那、脂那、摩訶支那、摩诃至那国等,與震旦同義,是古代印度對中國的稱呼,經佛教經典傳入中國。在中央政权周邊國家或地区,如日本、韓國、吐蕃的古代佛教文獻也有使用「支那」這個詞。古代中國有佛教徒以印度為「中國」,稱中國為「支那」。 使用這個词汇稱呼中國的習慣於9世纪初經由佛教交流传入日本。江戶時代後期,「支那」成為日本人對中國的一種稱呼。在明治維新之後,該用語由日本傳回中國,中國知識份子、中華革命黨人开始使用這個名詞。1894年甲午战争後,日本躋身列強,並獲得二億兩白銀賠款及台灣與澎湖,部分日本人的態度由此對中國人變得輕蔑,「支那」一舊稱便有看似食古不化的味道。1912年宣統退位,中華民國建國後,日本內閣不再使用「大清國」或「清國」等詞,公文書中開始使用「支那」或「支那共和國」稱呼中國,未隨即新稱「中華民國」,在部分人眼中此後遂含歧視之意。 從1913年到1946年間,中華民國政府和民間多次要求日方停用支那一稱。1913年10月16日,中華民國北洋政府駐日代理公使向日方要求廢除「支那共和國」稱呼,改稱「中華民國」,但被日方拒絕。在《二十一條要求》交涉、巴黎和會及五四運動時,中方對日方堅持使用支那一詞進行抗議,亦未獲理會。1930年,國民政府明令拒絕接受使用支那來稱呼中國的日本公文書。最終自1932年起,日本在外交場合中不再使用這個名詞。 rdf:langString
rdf:langString Cina (kata)
rdf:langString 지나
rdf:langString 支那
rdf:langString Shina (word)
rdf:langString Shina
rdf:langString 支那
xsd:integer 972085
xsd:integer 1123364426
rdf:langString Tsy na
rdf:langString ㄓ ㄋㄚˋ
rdf:langString 印度支那
rdf:langString no
rdf:langString Indoshina
rdf:langString Zhīnà
rdf:langString Chi-ná
rdf:langString Shina
rdf:langString Jīnàh
rdf:langString Kata "cina", juga dikenal sebagai "china, shina atau sina", dalam aksara Han ditulis "支那, 至那, 脂那, 摩訶至那國", adalah bersumber dari India yang berasal dari bahasa Sanskerta चीन (cīna) dan bersumber yang sama dengan kata . Kata ini ditemukan dalam kitab Buddhis terjemahan biarawan pada zaman dulu, yang berarti "negeri yang jauh", " negara ideologi", atau juga "negara Qin" dalam pengucapan bahasa Sanskerta, awalnya merupakan sebutan untuk Dinasti Jin Tiongkok dalam kitab Buddhis zaman dulu. Pada zaman dulu, umat Buddha menyebut India sebagai "Tiongkok", yang berarti "negeri tengah" atau "negeri pusat", dan sebaliknya menyebut negeri Tiongkok dengan nama "Cina" 「支那」, yang tidak mengandung unsur diskriminasi apa pun, justru merupakan sebutan kehormatan. Istilah ini juga dipakai pada zaman dulu di Tiongkok dan Jepang. Di Jepang terdapat wilayah yang bernama Chugoku, yang secara harfiah berarti "tempat tiongkok". Setelah periode Edo, lebih sering menggunakan "shina" ("cina") untuk menyebut Tiongkok, dengan tujuan untuk menghindari kebingungan. Seiring dengan popularitas Buddhisme, istilah ini menyebar sampai ke Asia Tengah dan Asia Tenggara, dan juga mempengaruhi Eropa Barat. Kosakata ini masuk ke Jepang pada awal abad ke-9 melalui penyebaran agama Buddha. Setelah periode Edo, "shina" telah menjadi semacam sebutan populer rakyat Jepang yang tidak resmi untuk Tiongkok. Istilah ini setelah Restorasi Meiji, masuk kembali ke Tiongkok, juga digunakan oleh kalangan intelektual Tiongkok. Kata "cina" menurut pandangan Jepang dan dunia, adalah sebutan lazim wilayah, dikarenakan seringnya perubahan rezim di Tiongkok, penyebutan nama negara menjadi tidak tetap. Menurut pandangan Jepang, "shina" awalnya merupakan istilah yang netral, penyebutan "shina" oleh orang Jepang dengan "china" oleh orang Barat tidaklah berbeda dan tidak bermakna diskriminasi. Pada masa itu, istilah yang secara nyata digunakan orang Jepang untuk mendiskreditkan orang "Shina" adalah "budak Dinasti Qing". Seiring tren pemikiran "meninggalkan Asia, memasuki Eropa" yang semakin berkembang di Jepang setelah Restorasi Meiji, istilah yang awalnya dipakai dalam Buddhisme, yakni "shina", secara masif mulai menggantikan sebutan yang berhubungan dengan Tiongkok dalam bahasa Jepang. (Pada masa itu, orang Jepang populer menyebut orang "Shina" sebagai orang negara (dinasti) Qing atau "Han Tang Ming", di mana negara (dinasti) tersebut sudah hancur atau akan segera hancur. Agar praktis tidak perlu berganti-ganti sebutan lagi). Sejak itu, "shina", sebuah kata dalam bahasa Jepang secara bertahap meninggalkan makna penggunaanya dalam Buddhisme, menjadi representasi nama negara tetangga Jepang di Asia Timur. Dalam bahasa Jepang, penulisan kata tersebut dalam Kanji identik dengan penulisan dalam aksara Han, yakni "支那", dengan aksara Kana-nya "しな", Romanisasi-nya ditulis dalam dua jenis: "shina" (Alih aksara Hepburn) atau "sina" (Alih aksara Kunrei-shiki). Setelah berakhirnya Perang Sino-Jepang, Jepang menyebut Republik Tiongkok dengan nama "Republik Shina (Cina)", dan dikarenakan atmosfer permusuhan antara kedua negara, terhadap "Shina" banyak mendapat kritik negatif. "Shina" secara bertahap ditambahkan pencitraan negatif seperti bodoh dan inferior. Namun "Shina" itu sendiri tidak menghina. "Shina" dalam Republik Tiongkok kemudian dianggap sebagai sebuah istilah diskriminasi ras, merupakan penghinaan terhadap bangsa Tiongkok. Setelah protes oleh pemerintah Republik Tiongkok di bawah kepemimpinan Chiang Kai-shek, pemerintah Jepang telah mengumumkan secara resmi tidak menggunakan lagi kata ini untuk acara resmi. Republik Rakyat Tiongkok saat ini juga memandang kata "cina" sebagai istilah diskriminasi yang bermakna menghina, menyebut Republik Rakyat Tiongkok sebagai "orang Cina", akan dianggap sebagai penghinaan.
rdf:langString Shina (支那, pronounced [ɕiꜜna]) is a largely archaic Japanese name for China. The word was originally used neutrally in both the Chinese and Japanese languages, but came to be perceived as derogatory by the Chinese during the course of the Sino-Japanese Wars. As a result, it fell into disuse following World War II and is now viewed as offensive, with the standard Japanese name for China being replaced by Chūgoku (中国).
rdf:langString 支那(しな)またはシナとは、中国またはその一部の地域に対して用いられる地理的呼称、あるいは王朝・政権の名を超えた通史的な呼称の一つである。日本では江戸時代中期から広まったが、第二次世界大戦後は主に差別的意味合いが含まれるとして、避けられる傾向にある。
rdf:langString ( 다른 뜻에 대해서는 지나 (동음이의) 문서를 참고하십시오.) 지나(支那)란 중국을 가리키는 호칭 중 하나이다. 원래는 역사상 최초의 중국의 통일국가로 알려진 진나라에서 유래한 명칭으로 사용되었다. 이 말은 현재 중국인들, 특히 중화인민공화국 국민들로 하여금 이 이름을 차별적, 경멸적인 호칭으로 받아들이고 있다.
rdf:langString Shina (支那), arkaisk japansk term för Kina, som av kineser sedan 1940-talet uppfattas som kraftigt stötande och rasistisk. Denna uppfattning ligger i ordets användande under det andra kinesisk-japanska kriget. Termen har fallit ur modernt språkbruk till förmån för Chūgoku (中国).
rdf:langString 支那(源自梵語:चीन,cīna),亦曾譯作至那、脂那、摩訶支那、摩诃至那国等,與震旦同義,是古代印度對中國的稱呼,經佛教經典傳入中國。在中央政权周邊國家或地区,如日本、韓國、吐蕃的古代佛教文獻也有使用「支那」這個詞。古代中國有佛教徒以印度為「中國」,稱中國為「支那」。 使用這個词汇稱呼中國的習慣於9世纪初經由佛教交流传入日本。江戶時代後期,「支那」成為日本人對中國的一種稱呼。在明治維新之後,該用語由日本傳回中國,中國知識份子、中華革命黨人开始使用這個名詞。1894年甲午战争後,日本躋身列強,並獲得二億兩白銀賠款及台灣與澎湖,部分日本人的態度由此對中國人變得輕蔑,「支那」一舊稱便有看似食古不化的味道。1912年宣統退位,中華民國建國後,日本內閣不再使用「大清國」或「清國」等詞,公文書中開始使用「支那」或「支那共和國」稱呼中國,未隨即新稱「中華民國」,在部分人眼中此後遂含歧視之意。 從1913年到1946年間,中華民國政府和民間多次要求日方停用支那一稱。1913年10月16日,中華民國北洋政府駐日代理公使向日方要求廢除「支那共和國」稱呼,改稱「中華民國」,但被日方拒絕。在《二十一條要求》交涉、巴黎和會及五四運動時,中方對日方堅持使用支那一詞進行抗議,亦未獲理會。1930年,國民政府明令拒絕接受使用支那來稱呼中國的日本公文書。最終自1932年起,日本在外交場合中不再使用這個名詞。 第二次世界大戰結束後,日本盟軍佔領時期,駐日盟軍司令部(GHQ)政治顾问团对“支那”称谓进行了调查,确认“支那”称谓含有蔑意,被廣泛認為是一種對中國的歧视用語,且被用於仇恨中國的演繹上,指導日本政府應予改善;1946年,日本政府通令日本國內公文書中不可使用支那名稱。日裔史學家若林正宣告這個「非常令人厭惡的名稱」已從日本語言中消失。 出于近现代日本对“支那”一词的贬义使用,現今該詞在中国大陆等地的一些观点中归为歧视用語,稱呼中國人為支那人,類似於在日本稱呼日本人為「Jap」、以及在美國稱非洲裔美國人為「黑鬼」(Nigger),被视为含有種族歧視或侮辱的意涵,在中華民國法院見解中則不認為此詞必然是歧視用語,歸屬於言論自由範圍,法律不干涉。目前在佛教研究、历史、地理学和地质学等研究中,“支那”於学术範圍中尚有少量使用,如音译自法语的印度支那、交趾支那,以及日文中的「东支那海」「南支那海」(日语:東シナ海、南シナ海,即东中国海、南中国海)。
rdf:langString 支那
rdf:langString シナ
rdf:langString Shina
xsd:nonNegativeInteger 24293

data from the linked data cloud