Naloni Mitoni
http://dbpedia.org/resource/Naloni_Mitoni an entity of type: Award
Naloni Mitoni is a Javanese prenatal ceremony held during the seventh month (tujuh bulan in Indonesia) of a woman's first pregnancy. The mother-to-be is wrapped in seven layers of batik and doused with water, to wish her good tidings. Food served in the occasion are: Family members and friends usually gather for the occasion.
rdf:langString
Tingkeban adalah salah satu tradisi daur kehidupan manusia dalam selametan kehamilan untuk kandungan pertama yang memasuki usia tujuh bulan. Tradisi ini dilakukan dengan tujuan mendoakan bayi yang dikandung agar terlahir dengan normal, lancar, dan dijauhkan dari berbagai kekurangan dan berbagai bahaya. Di Jawa terkenal juga dengan sebutan mitoni yang berasal dari kata pitu yang berarti tujuh. Kata pitu atau tujuh mengandung do'a dan harapan. Semoga kehamilan ini mendapat pertolongan dari Tuhan Yang Maha Esa, bayi yang dikandung selamt, calon ibu yang mengandung selalu diberikan kesehatan dan keselamatan dalam proses persalinan. Mitoni juga terkenal dengan sebutan tingkeban. Penamaan ini berdasarkan kisah sepasang suami istri bernama Ki Sedya dan Ni Satingkeb yang menjalankan laku prihatin
rdf:langString
rdf:langString
Tingkeban
rdf:langString
Naloni Mitoni
xsd:integer
24548022
xsd:integer
1081024918
rdf:langString
Naloni Mitoni is a Javanese prenatal ceremony held during the seventh month (tujuh bulan in Indonesia) of a woman's first pregnancy. The mother-to-be is wrapped in seven layers of batik and doused with water, to wish her good tidings. Food served in the occasion are:
* Fruit rujak: a special fruit rujak is made for this occasion, and later served to the mother-to-be and her guests, primarily her female friends. It is widely known that the sweet, spicy and sour tastes of fruit rujak are adored by pregnant women. It consists of slices of assorted tropical fruits, such as jambu air (water apple), pineapple, raw mangos, bengkoang (jicama), cucumber, kedondong, raw red ubi jalar (sweet potato) and jeruk bali (pomelo). The sweet and spicy-hot bumbu rujak dressing is made of water, gula jawa (palm sugar), asem jawa (tamarind), ground sauteed peanuts, terasi (shrimp paste), salt, bird's eye chili, and red chili pepper. The recipe of rujak for this ceremony is similar to typical Indonesian fruit rujak, with the exceptions that the fruits are roughly shredded instead of thinly sliced, and the jeruk bali (pomelo/pink grapefruit) is an essential ingredient. It is believed that if the rujak overall tastes sweet, the unborn would be a girl, and if it is spicy, the unborn baby would be a boy.
* Tumpeng: the tumpeng is made of white rice, encircled by six smaller tumpengs. The dish is served in tampah, which is made of bamboo wood and banana leaf. Family members and friends usually gather for the occasion.
rdf:langString
Tingkeban adalah salah satu tradisi daur kehidupan manusia dalam selametan kehamilan untuk kandungan pertama yang memasuki usia tujuh bulan. Tradisi ini dilakukan dengan tujuan mendoakan bayi yang dikandung agar terlahir dengan normal, lancar, dan dijauhkan dari berbagai kekurangan dan berbagai bahaya. Di Jawa terkenal juga dengan sebutan mitoni yang berasal dari kata pitu yang berarti tujuh. Kata pitu atau tujuh mengandung do'a dan harapan. Semoga kehamilan ini mendapat pertolongan dari Tuhan Yang Maha Esa, bayi yang dikandung selamt, calon ibu yang mengandung selalu diberikan kesehatan dan keselamatan dalam proses persalinan. Mitoni juga terkenal dengan sebutan tingkeban. Penamaan ini berdasarkan kisah sepasang suami istri bernama Ki Sedya dan Ni Satingkeb yang menjalankan laku prihatin atau brata sampai permohonan dikabulkan oleh Tuhan.
xsd:nonNegativeInteger
1796