Bharatayuddha

http://dbpedia.org/resource/Bharatayuddha

Bharatayuddha (Sanskrit: भारतयुद्ध;, Bhāratayuddha) or Bharat Yudha (or similar) is a term used in Indonesia for the Kurukshetra War, and to describe the Javanese translation and interpretation of the Mahabharata. The Mahabharata was translated into (old) Javanese under the reign of king Dharmawangsa of Medang (r. 990-1006). The current poem was started by Sedah in 1157, and finished by mpu Panuluh. Mpu Panuluh also wrote the Kakawin Hariwangsa. rdf:langString
Bharatayuddha (Dewanagari:भारतयुद्ध; Jawa:ꦨꦴꦫꦠꦪꦸꦢ꧀ꦝ; Bali: ᬪᬵᬭᬢᬬᬸᬤ᭄ᬟ; IAST: Bhāratayuddha) adalah istilah yang dipakai di Indonesia untuk menyebut kisah perang besar antara keluarga Pandawa melawan Korawa, tokoh utama wiracarita Mahabharata. Kata Bhāratayuddha adalah kata Sanskerta yang berarti "Perang keturunan Bharata". Perang ini merupakan klimaks dari kisah Mahabharata, yaitu sebuah wiracarita terkenal dari India yang telah diadaptasi di Jawa sebagai karya seni dalam bentuk kakawin dan wayang. rdf:langString
rdf:langString Bharatayuddha
rdf:langString Bharatayuddha
xsd:integer 2077260
xsd:integer 1057389243
rdf:langString Bharatayuddha (Sanskrit: भारतयुद्ध;, Bhāratayuddha) or Bharat Yudha (or similar) is a term used in Indonesia for the Kurukshetra War, and to describe the Javanese translation and interpretation of the Mahabharata. The Mahabharata was translated into (old) Javanese under the reign of king Dharmawangsa of Medang (r. 990-1006). The current poem was started by Sedah in 1157, and finished by mpu Panuluh. Mpu Panuluh also wrote the Kakawin Hariwangsa. According to the Javanese tradition, the war between descendants of emperor Bharata was already destined by the gods long before the Pandavas and Kauravas were born. The tradition also maintained that the Kurukshetra battlefield is not located in the present-day Haryana state of India, but rather in Dieng Plateau, Central Java. Therefore, the Javanese considered the Mahabharata epic happened in Java and not in India.
rdf:langString Bharatayuddha (Dewanagari:भारतयुद्ध; Jawa:ꦨꦴꦫꦠꦪꦸꦢ꧀ꦝ; Bali: ᬪᬵᬭᬢᬬᬸᬤ᭄ᬟ; IAST: Bhāratayuddha) adalah istilah yang dipakai di Indonesia untuk menyebut kisah perang besar antara keluarga Pandawa melawan Korawa, tokoh utama wiracarita Mahabharata. Kata Bhāratayuddha adalah kata Sanskerta yang berarti "Perang keturunan Bharata". Perang ini merupakan klimaks dari kisah Mahabharata, yaitu sebuah wiracarita terkenal dari India yang telah diadaptasi di Jawa sebagai karya seni dalam bentuk kakawin dan wayang. Istilah Bharatayuddha diambil dari judul sebuah naskah kakawin berbahasa Jawa Kuno yang ditulis pada tahun 1157 oleh Empu Sedah atas perintah Maharaja Jayabhaya, raja Kerajaan Kadiri. Sebenarnya kitab Bharatayuddha yang ditulis pada masa Kediri itu untuk simbolisme keadaan perang saudara antara Kerajaan Kediri dan Jenggala yang sama-sama keturunan Raja Erlangga. Keadaan perang saudara itu digambarkan seolah-olah seperti yang tertulis dalam Kitab Mahabarata karya Byasa, yaitu perang antara Pandawa dan Korawa yang sebenarnya juga keturunan Byasa sang penulis. Kisah Kakawin Bharatayuddha kemudian diadaptasi ke dalam bahasa Jawa Baru dengan judul Serat Bratayuda oleh pujangga Yasadipura I pada zaman Kasunanan Surakarta. Di Yogyakarta, cerita Bharatayuddha ditulis ulang dengan judul Serat Purwakandha pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwana V. Penulisannya dimulai pada 29 Oktober 1847 hingga 30 Juli 1848.
xsd:nonNegativeInteger 5211

data from the linked data cloud