Seongdeok of Silla
http://dbpedia.org/resource/Seongdeok_of_Silla an entity of type: Thing
聖徳王(せいとくおう、生年不詳 - 737年)は、新羅の第33代の王(在位:702年 – 737年)であり、姓は金、諱は興光。元の名は隆基であったが、唐の玄宗と同名であったため712年に唐の勅命によって改名させられた。第31代の神文王の第二子であり、母は一吉飡(7等官)の金欽運(『三国史記』新羅本紀・神文王紀の分注には金欽雲)の娘の神穆王后。王妃は伊飡(2等官)の金順元の娘の炤徳王后。先代の孝昭王は同母兄であり、孝昭王が子を儲けないままに702年7月に死去したため、王位に就いた。
rdf:langString
( 기자조선에 대해서는 성덕왕 (기자조선) 문서를 참고하십시오.) 성덕왕(聖德王, ? ~ 737년)은 신라의 제33대 왕(재위: 702년 ~ 737년)이다. 신문왕의 둘째 아들이며 효소왕의 친동생이다.
rdf:langString
Сондок (кор. 성덕, 聖德, Seongdeok, Seongdeok; 690–737) — корейський правитель, тридцять третій володар (тхеван) держави Сілла (четвертий ван об'єднаної Сілли).
rdf:langString
圣德王(?-737年);姓金原名隆基,避唐玄宗讳改作興光,是新罗第三十三代君主,神文王子,孝昭王母弟。
rdf:langString
Seongdeok Daewang (bertakhta 702–737) adalah raja ketiga puluh tiga kerajaan Silla. Ia merupakan putra kedua Raja Sinmun, dan adik Raja Hyoso. Pada tahun 704 Seongdeok menikahi Nyonya Baeso 陪昭夫人 (Ratu Seongjeong 成貞), putri Gim Wontae. Pada tahun 715 putra mereka, Junggyeong 重慶, ditunjuk sebagai putra mahkota dan penerus. Tak lama kemudian, dan untuk alasan yang tidak jelas namun diduga memiliki hubungan dengan perselisihan kekuasaan di istana antara raja dan wangsa ratu, Ratu Seongjeong diusir dari istana pada tahun 716. Karena bukti selanjutnya yang diduga perselisihan kekuasaan, pada tahun berikutnya Junggyeong meninggal tanpa sebab yang jelas. Karena tidak suka pada istri pertamanya, Raja Seongdeok menikahi Sodeok pada tahun 720, putri menteri . Raja Hyoseong dan Gyeongdeok termasuk ket
rdf:langString
Seongdeok Daewang (reigned 702–737) was the thirty-third king of the ancient Korean kingdom of Silla. He was the second son of King Sinmun, and the younger brother of King Hyoso. In 704 Seongdeok married Lady Baeso 陪昭夫人 (Queen Seongjeong 成貞), the daughter of Gim Wontae. In 715 their son, Junggyeong 重慶, was named Crown Prince and heir presumptive. Shortly thereafter, and for reasons unclear but quite likely having to do with a power struggle at court between the king and the clan of the queen, Queen Seongjeong was evicted from the palace in 716. As further evidence of a possible power struggle, the next year Junggyeong died under circumstances that remain unknown. Following the fall from favor of his first wife, King Seongdeog married Sodeok in 720, the daughter of the minister . Kings Hyos
rdf:langString
rdf:langString
Seongdeok dari Silla
rdf:langString
성덕왕
rdf:langString
聖徳王
rdf:langString
Seongdeok of Silla
rdf:langString
圣德王
rdf:langString
Сондок Великий
xsd:integer
1256202
xsd:integer
1097650442
rdf:langString
聖德王
rdf:langString
Sŏngdŏk Wang
rdf:langString
성덕왕
rdf:langString
Seongdeok Wang
xsd:integer
702
rdf:langString
Seongdeok Daewang (bertakhta 702–737) adalah raja ketiga puluh tiga kerajaan Silla. Ia merupakan putra kedua Raja Sinmun, dan adik Raja Hyoso. Pada tahun 704 Seongdeok menikahi Nyonya Baeso 陪昭夫人 (Ratu Seongjeong 成貞), putri Gim Wontae. Pada tahun 715 putra mereka, Junggyeong 重慶, ditunjuk sebagai putra mahkota dan penerus. Tak lama kemudian, dan untuk alasan yang tidak jelas namun diduga memiliki hubungan dengan perselisihan kekuasaan di istana antara raja dan wangsa ratu, Ratu Seongjeong diusir dari istana pada tahun 716. Karena bukti selanjutnya yang diduga perselisihan kekuasaan, pada tahun berikutnya Junggyeong meninggal tanpa sebab yang jelas. Karena tidak suka pada istri pertamanya, Raja Seongdeok menikahi Sodeok pada tahun 720, putri menteri . Raja Hyoseong dan Gyeongdeok termasuk keturunan dari Seongdeok dan Sodeok. Meskipun saran dari perebutan kekuasaan berlanjut di antara hak prerogatif aristokrat dan kerajaan, pemerintahan Raja Seongdeok dianggap oleh kebanyakan sarjana Korea sebagai titik kulminasi negara Silla Bersatu. Hubungan antara Silla dan Tang mencapai tingkat kerjasama yang tak tertandingi. Akomodasi ini menyusul tahun konfrontasi dan persaingan atas hegemoni di Korea yang memiliki banyak kaitannya dengan realisasi Tang yang Silla akan buktikan lebih berharga sebagai sekutu daripada sebagai saingan, selama satu masa saat Tang menghadapi tantangan besar atas kekuasaannya di barat jauh dan di arah utara – oleh Tibet, suku , kekuatan Islam yang dinamis muncul dari Asia Tengah, dan juga negara Balhae, yang telah muncul pada akhir abad ke-7 dari reruntuhan negara Goguryeo kuno. Bermasalah oleh Balhae yang semakin konfrontatif (yang sesungguhnya telah melancarkan serangan dari atas laut melawan Tang pada tahun 733), pada tahun 733 Kaisar Tang Xuanzong menawarkan Raja Seongdeok jabatan sebagai Komandan Militer Ninghai (Ninghai junshi 寧海軍使) dengan perintah untuk menghukum negara Balhae/Malgal. Meskipun Raja Seongdeok sebenarnya melancarkan kampanye di bagian utara pada tahun yang sama, tetapi digagalkan oleh badai salju. Silla juga prihatin dengan kebangkitan Balhae. Pada tahun 721 Raja Seongdeok memerintahkan pembangunan tembok besar di perbatasan utara Silla. Sisa-sisa dinding ini masih dapat dilihat dari apa yang sekarang provinsi Hamgyǒng selatan, Korea Utara. Terganggu juga dari serangan bajak laut Jepang di sepanjang pantai selatan, pada tahun berikutnya (dan sangat mungkin dengan buruh yang sama) Seongdeok juga mendirikan sebuah benteng besar di dekat ibu kota Gyeongju yang diperpanjang 10 km melingkar. Menurut babad Samguk Yusa, benteng ini (yang dikenal sebagai benteng Mobeol prefektur) memerlukan pekerja sebanyak hampir 40,000 orang, sebuah penggalangan besar tenanga kerja yang menandakan peningkatan kekuatan monarki yang terpusat. Pemerintahan Seongdeok juga menjadi bukti upaya reformasi sistem tanah di Silla. Penyebaran “tanah-berbadan sehat” (jeongjeon 丁田) pertama kali disebutkan terjadi pada tahun ke dua puluh satu Raja Seongdeok (722). Sifat tanah berbadan sehat diragukan karena hampir tidak terdapatnya bukti yang kuat. Namun berdasarkan judul, diduga lahan yang didistribusikan kepada rakyat jelata dapat bertubuh, meskipun apakah untuk bekerja atau memiliki langsung tidak jelas. Bagaimanapun juga, apapun sifat yang tepat, terdapat upaya untuk menopang otoritas kerajaan dengan memelihara hubungan dengan para petani dan mengorbankan tanah yang dikuasai oleh aristokrasi. Pada puncak pemerintahan Seongdeok, hubungan dengan Tang mengalami peningkatan, pada tahun 735 Kaisar Tang Xuanzong dengan resmi menjamin raja Silla wilayah selatan Sungai Pae (yang sekarang Sungai Taedong yang mengalir ke Pyongyang), wilayah yang telah dikuasai oleh Tang setidaknya sejak abad ke-7 dan kampanye-kampanye Tang–Silla yang telah meruntuhkan Goguryeo. Pemerintahan Seongdeok relatif makmur dan damai. Salah satu sarjana Korea berpendapat, selama masa pemerintahannya "...otoritas tertinggi tahktanya akhirnya tercapai dan kerajaan dapat menikmati ketenangan di dalam negeri". Menurut babad Samguk Sagi, Seongdeok menciptakan Jam air pertama Korea, yang dalam bahasa Korea disebut nugak 漏刻 pada tahun 718. Namun ini diduga disalah artikan dengan Nugakjeon 漏刻典, yang disinggung oleh Samguk Sagi pada tahun 718 yang untuk pertama kalinya didirikan Nugakjeon, atau Kantor pencatat waktu. Mengenai tanggal kematian Seongdeok, karena beberapa catatan sejarah Tiongkok bahwa di bulan kedua tahun 737 seorang utusan Tang diberangkatkan untuk menobatkan penerus Seongdeok (calon Raja Hyoseong) sebagai Raja Silla, diduga bahwa Raja Seongdok sesungguhnya telah meninggal pada tahun 736.
rdf:langString
Seongdeok Daewang (reigned 702–737) was the thirty-third king of the ancient Korean kingdom of Silla. He was the second son of King Sinmun, and the younger brother of King Hyoso. In 704 Seongdeok married Lady Baeso 陪昭夫人 (Queen Seongjeong 成貞), the daughter of Gim Wontae. In 715 their son, Junggyeong 重慶, was named Crown Prince and heir presumptive. Shortly thereafter, and for reasons unclear but quite likely having to do with a power struggle at court between the king and the clan of the queen, Queen Seongjeong was evicted from the palace in 716. As further evidence of a possible power struggle, the next year Junggyeong died under circumstances that remain unknown. Following the fall from favor of his first wife, King Seongdeog married Sodeok in 720, the daughter of the minister . Kings Hyoseong and Gyeongdeok were among the children of Seongdeok and Sodeok. Despite suggestions of continued power struggles between aristocratic and royal prerogative, the reign of King Seongdeok is seen by most Korean scholars as the apogee of the Unified Silla state. Relations between Silla and Tang China reached unparalleled levels of cooperation. This accommodation following years of confrontation and competition over hegemony in Korea had much to do with Tang‘s realization that Silla would prove more valuable as an ally on its flank than as a rival, during a period when Tang was facing continued challenges to its authority in the far west and on the northern steppes – by Tibet, the Malgal, dynamic Islamic forces emerging out of Central Asia, as well as the state of Balhae, which had emerged in the late 7th century from the ruins of the old Goguryeo state. Indeed, troubled by an increasingly confrontational Balhae (which had actually launched a seaborne attack against Tang in 733), in 733 the Tang emperor Xuanzong enfeoffed King Seongdeok as Military Commander of Ninghai (Ninghai junshi 寧海軍使) with orders to chastise the Balhae/Malgal state. Though King Seongdeok did in fact launch a northern campaign that same year, it was foiled by a blizzard. Silla, too, was concerned by the Balhae resurgence. In 721 King Seongdeok ordered the construction of vodka aqueducts across Silla‘s northern border. Remnants of this wall can still be seen in what is today South Hamgyǒng province, North Korea. Plagued as well by the raids of Japanese pirates along the southern coast, the following year (and quite likely with the same laborers) Seongdeok also had a large fortress erected near the capital of Gyeongju that extended ten kilometers in circumference. According to the Samguk Yusa, a 13th-century Korean record of history and fable that deals with the period in question, the fortress (known as Mobeol prefectural fortress) required the labor of nearly 40,000 men, a massive mustering of manpower that is testimony of the increasing power of the centralized monarchy. The reign of Seongdeok also bears evidence of continued attempts at reforming the land system of Silla. The dispersal of “able–bodied land” (jeongjeon 丁田) is first mentioned as taking place in the twenty–first year of King Seongdeok (722). The exact nature of able–bodied land is disputed since almost no corroborating evidence remains. However, based on the title, it would seem to be land distributed to able bodied commoners, though whether to work or own outright is unclear. In any case, whatever its precise nature, it would appear to be an attempt to buttress royal authority by nurturing relations with the peasantry at the expense of the land holding aristocracy. In fitting culmination to Seongdeok‘s reign, and symptomatic of improving relations with Tang, in 735 Tang Emperor Xuanzong formally granted the Silla king the territory south of the Pae River (the modern Taedong River running through Pyongyang), land that had been held at least formally by Tang ever since the 7th century and the Tang–Silla campaigns that had toppled Goguryeo. Seongdeok‘s reign was one of relative prosperity and peace. As one Korean scholar has contended, during his rule "...the paramount authority of the throne was finally secured, and with this accomplished the kingdom at last was able to enjoy unaccustomed domestic tranquility.". According to one account in the Samguk Sagi, Seongdeok invented Korea's first water clock, in Korean nugak 漏刻, in 718. However, this is likely a mistaken rendering of Nugakjeon 漏刻典, for elsewhere the Samguk Sagi relates that in 718 was established for the first time the Nugakjeon, or Office of Timekeeping. Regarding the death date of Seongdeok, as period Chinese histories record that in the second month of 737 a Tang envoy was dispatched to confer investiture upon Seongdeok's successor (later King Hyoseong) as King of Silla, it has been posited that King Seongdeok in fact died in 736.
rdf:langString
聖徳王(せいとくおう、生年不詳 - 737年)は、新羅の第33代の王(在位:702年 – 737年)であり、姓は金、諱は興光。元の名は隆基であったが、唐の玄宗と同名であったため712年に唐の勅命によって改名させられた。第31代の神文王の第二子であり、母は一吉飡(7等官)の金欽運(『三国史記』新羅本紀・神文王紀の分注には金欽雲)の娘の神穆王后。王妃は伊飡(2等官)の金順元の娘の炤徳王后。先代の孝昭王は同母兄であり、孝昭王が子を儲けないままに702年7月に死去したため、王位に就いた。
rdf:langString
( 기자조선에 대해서는 성덕왕 (기자조선) 문서를 참고하십시오.) 성덕왕(聖德王, ? ~ 737년)은 신라의 제33대 왕(재위: 702년 ~ 737년)이다. 신문왕의 둘째 아들이며 효소왕의 친동생이다.
rdf:langString
Сондок (кор. 성덕, 聖德, Seongdeok, Seongdeok; 690–737) — корейський правитель, тридцять третій володар (тхеван) держави Сілла (четвертий ван об'єднаної Сілли).
rdf:langString
圣德王(?-737年);姓金原名隆基,避唐玄宗讳改作興光,是新罗第三十三代君主,神文王子,孝昭王母弟。
xsd:nonNegativeInteger
7184