Neratja (newspaper)
http://dbpedia.org/resource/Neratja_(newspaper)
Neratja (Malay: balance, scales EYD: Neraca), later Hindia Baroe (Malay: new Indies, scales EYD: Hindia Baru), was a Malay language newspaper printed from 1917 to 1926 in Weltevreden, Dutch East Indies. Although originally founded with government support to be a Malay voice for the Dutch Ethical Policy, before long it became associated with the Sarekat Islam and the Indonesian National Awakening. Among its editors were important figures of the Indonesian national movement such as Abdul Muis and Agus Salim.
rdf:langString
Neratja merupakan surat kabar zaman dahulu. Koran ini terbit setiap hari kecuali hari Jumat, Minggu, dan hari besar. Koran ini mulai menemui pembacanya setiap hari sejak 1917 di bawah penerbit N.V. Vitgevers Mij evolutie. Jargon koran ini yaitu "Haloeannja hendak menjokong dan membantoe segala oesaha pergerakan jang menoedjoe kebaikan dan kemadjoean bangsa dan tanah air, dengan djalan yang patoet". Menurut buku Seabad Pers Kebangsaan: 1907-2007, harian Neratja menjadi pers yang menanamkan semangat perlawanan terhadap kolonialisme dan diskriminasi terhadap pembacanya.
rdf:langString
rdf:langString
Neratja
rdf:langString
Neratja (newspaper)
xsd:integer
64455459
xsd:integer
1121661513
rdf:langString
Neratja (Malay: balance, scales EYD: Neraca), later Hindia Baroe (Malay: new Indies, scales EYD: Hindia Baru), was a Malay language newspaper printed from 1917 to 1926 in Weltevreden, Dutch East Indies. Although originally founded with government support to be a Malay voice for the Dutch Ethical Policy, before long it became associated with the Sarekat Islam and the Indonesian National Awakening. Among its editors were important figures of the Indonesian national movement such as Abdul Muis and Agus Salim.
rdf:langString
Neratja merupakan surat kabar zaman dahulu. Koran ini terbit setiap hari kecuali hari Jumat, Minggu, dan hari besar. Koran ini mulai menemui pembacanya setiap hari sejak 1917 di bawah penerbit N.V. Vitgevers Mij evolutie. Jargon koran ini yaitu "Haloeannja hendak menjokong dan membantoe segala oesaha pergerakan jang menoedjoe kebaikan dan kemadjoean bangsa dan tanah air, dengan djalan yang patoet". Menurut buku Seabad Pers Kebangsaan: 1907-2007, harian Neratja menjadi pers yang menanamkan semangat perlawanan terhadap kolonialisme dan diskriminasi terhadap pembacanya. Redaktur koran ini yaitu Agoes Salim dan Abdoel Moeis kelak menjadi founding profle Indonesia. Keduanya bahu-membahu menyerukan pentingnya pendidikan dalam pembentukan karakter berbangsa. Koran ini ini juga menjadi ajang bagi keduanya uantuk menangkis serangan dari surat kabar Sinar Djawa yang dikelola oleh aktivis-aktivis radikal seperti Semaoen.
xsd:nonNegativeInteger
11227