Mantyasih inscription
http://dbpedia.org/resource/Mantyasih_inscription an entity of type: Abstraction100002137
The Mantyasih inscription (also known as Balitung charter and Kedu inscription) is an important inscription found and kept by Li Djok Ban in Ngadireja Parakan Temanggung, then the inscription was brought by one of the princes of Surakarta to be brought to Surakarta and is now stored in the Radyapustaka Museum, Central Java, Indonesia. It is dated to 907 and was created by King Balitung from the Sanjaya dynasty, of the Ancient Mataram Kingdom. This inscription contains a genealogy of the kings of Mataram before King Balitung.
rdf:langString
Prasasti Mantyasih, juga disebut Prasasti Balitung atau Prasasti Tembaga Kedu, adalah prasasti berangka tahun 907 M yang berasal dari Wangsa Sanjaya, kerajaan Mataram Kuno. Prasasti ini ditemukan di kampung Mateseh, Magelang Utara, Jawa Tengah dan memuat daftar silsilah raja-raja Mataram sebelum Raja Balitung. Prasasti ini dibuat sebagai upaya melegitimasi Balitung sebagai pewaris tahta yang sah, sehingga menyebutkan raja-raja sebelumnya yang berdaulat penuh atas wilayah Kerajaan Medang. Kata "Mantyasih" sendiri dapat diartikan "beriman dalam cinta kasih".
rdf:langString
rdf:langString
Prasasti Mantyasih
rdf:langString
Mantyasih inscription
xsd:integer
28235734
xsd:integer
1123517232
rdf:langString
The Mantyasih inscription (also known as Balitung charter and Kedu inscription) is an important inscription found and kept by Li Djok Ban in Ngadireja Parakan Temanggung, then the inscription was brought by one of the princes of Surakarta to be brought to Surakarta and is now stored in the Radyapustaka Museum, Central Java, Indonesia. It is dated to 907 and was created by King Balitung from the Sanjaya dynasty, of the Ancient Mataram Kingdom. This inscription contains a genealogy of the kings of Mataram before King Balitung. The inscription mentions that Mantyasih village was awarded by King Balitung as sima (tax free) land. In Mateseh village today a stone mortar believed to be used during sima ceremony can still be found. Two mountains are also mentioned: Mount Susundara and Wukir Sumbing (today Mount Sundoro and Sumbing).
rdf:langString
Prasasti Mantyasih, juga disebut Prasasti Balitung atau Prasasti Tembaga Kedu, adalah prasasti berangka tahun 907 M yang berasal dari Wangsa Sanjaya, kerajaan Mataram Kuno. Prasasti ini ditemukan di kampung Mateseh, Magelang Utara, Jawa Tengah dan memuat daftar silsilah raja-raja Mataram sebelum Raja Balitung. Prasasti ini dibuat sebagai upaya melegitimasi Balitung sebagai pewaris tahta yang sah, sehingga menyebutkan raja-raja sebelumnya yang berdaulat penuh atas wilayah Kerajaan Medang. Dalam prasasti juga disebutkan bahwa desa Mantyasih yang ditetapkan Balitung sebagai desa sima (daerah bebas pajak). Di kampung Meteseh saat ini masih terdapat sebuah lumpang batu, yang diyakini sebagai tempat upacara penetapan sima atau desa perdikan. Selain itu disebutkan pula tentang keberadaan Gunung Susundara dan Wukir Sumbing (sekarang Gunung Sindoro dan Sumbing). Kata "Mantyasih" sendiri dapat diartikan "beriman dalam cinta kasih".
xsd:nonNegativeInteger
4665