Lengger

http://dbpedia.org/resource/Lengger an entity of type: Thing

Lengger (Javanese: ꧋ꦭꦺꦁꦒꦺꦂ) is a traditional Javanese dance originating from Banyumas, Central Java, Indonesia. This dance is played in pairs, between a man and a woman. Lengger dance is one of the sacred dances in Java. rdf:langString
Lengger atau disebut juga ronggeng adalah kesenian asli Banyumas berupa tari tradisional yang dimainkan oleh 2 sampai 4 orang pria serupa wanita yang didandani dengan pakaian khas. Kesenian lengger Banyumasan ini diiringi oleh musik calung, gamelan yang terbuat dari bambu. Nama tarian ini pernah disebut dalam novel trilogi Ronggeng dukuh Paruk karya sastrawan Ahmad Tohari. rdf:langString
rdf:langString Lengger
rdf:langString Lengger
rdf:langString Lengger dance
xsd:integer 69998123
xsd:integer 1107545058
rdf:langString Legger dance performance in Wonosobo
rdf:langString
rdf:langString ,
rdf:langString jv
rdf:langString Lengger (Javanese: ꧋ꦭꦺꦁꦒꦺꦂ) is a traditional Javanese dance originating from Banyumas, Central Java, Indonesia. This dance is played in pairs, between a man and a woman. Lengger dance is one of the sacred dances in Java.
rdf:langString Lengger atau disebut juga ronggeng adalah kesenian asli Banyumas berupa tari tradisional yang dimainkan oleh 2 sampai 4 orang pria serupa wanita yang didandani dengan pakaian khas. Kesenian lengger Banyumasan ini diiringi oleh musik calung, gamelan yang terbuat dari bambu. Nama tarian ini pernah disebut dalam novel trilogi Ronggeng dukuh Paruk karya sastrawan Ahmad Tohari. Lengger, berasal dari kata eling ngger. Ada juga yang menyebut "lengger" berarti "le" dari "thole"(lelaki) dan "ngger" (perempuan) sapaan untuk anak perempuan. Di Banyumas kata "lengger" sering menjadi istilah umum sehingga orang sering berkata :"Lengger lanang" (Lengger lelaki) dan "Lenggger wadhon" (Lengger perempuan). Istilah itu akhirnya menjadi salah kaprah. Tarian ini memberikan nasihat dan pesan kepada setiap orang untuk dapat bersikap mengajak dan membela kebenaran dan menyingkirkan kejelekan. Tarian ini dirintis di Dusun Giyanti oleh tokoh kesenian dari desa Kecis, Kecamatan Selomerto, kabupaten Wonosobo. yaitu Bapa Gondowinangun antara tahun 1910. Selanjutnya antara tahun 1960-an, tarian ini dikembangkan oleh Ki Hadi Soewarno.
xsd:nonNegativeInteger 4927

data from the linked data cloud