Keng Po (newspaper)
http://dbpedia.org/resource/Keng_Po_(newspaper)
Keng Po (Chinese: 競報 Jìng bào) was a Malay language Peranakan Chinese newspaper published in Batavia, Dutch East Indies (later Jakarta) from 1923 to 1958. During most of that time it was the second-most popular Malay-language Chinese newspaper in the Indies after Sin Po. It was also an important paper in the early period of Indonesian independence in the 1950s.
rdf:langString
Keng Po (Hanzi:競報 Pinyin:Jing Bao) adalah surat kabar Indonesia yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1923 dan berperan penting dalam sejarah pers Indonesia pada masa setelah kemerdekaan. Keng Po dibangun oleh setelah perbedaan pendapat dengan Tjoe Bou San, pemimpin harian Sin Po. Harian ini mengalami perkembangan yang pesat di bawah kepemimpinan Khoe Woen Sioe dan . Pada 1 Agustus 1957, Harian Keng Po dilarang terbit oleh pemerintah Indonesia saat itu.
rdf:langString
rdf:langString
Keng Po
rdf:langString
Keng Po (newspaper)
xsd:integer
64810621
xsd:integer
1119476366
rdf:langString
Keng Po (Chinese: 競報 Jìng bào) was a Malay language Peranakan Chinese newspaper published in Batavia, Dutch East Indies (later Jakarta) from 1923 to 1958. During most of that time it was the second-most popular Malay-language Chinese newspaper in the Indies after Sin Po. It was also an important paper in the early period of Indonesian independence in the 1950s.
rdf:langString
Keng Po (Hanzi:競報 Pinyin:Jing Bao) adalah surat kabar Indonesia yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1923 dan berperan penting dalam sejarah pers Indonesia pada masa setelah kemerdekaan. Keng Po dibangun oleh setelah perbedaan pendapat dengan Tjoe Bou San, pemimpin harian Sin Po. Harian ini mengalami perkembangan yang pesat di bawah kepemimpinan Khoe Woen Sioe dan . Pada 1 Agustus 1957, Harian Keng Po dilarang terbit oleh pemerintah Indonesia saat itu. Keng Po juga sering memunculkan berita-berita politik di seputar gerakan-gerakan yang kian gencar melakukan gebrakan. Keng Po aktif di dalamnya sebagai koran yang mendukung munculnya revolusi untuk menciptakan tatanan baru dalam kehidupan di Hindia Belanda. Pada 13 September 1924, Keng Po menghujat pemerintah yang melarang dan membatasi rakyat untuk melakukan perserikatan. Pada zaman pemerintahan Soekarno, koran Keng Po dianggap berkaitan erat dengan Partai Sosialis Indonesia sehingga dibubarkan. Koran yang diterbitkan dalam ini sempat berganti nama menjadi Pos Indonesia. Sebelum terjadi Perang Dunia II, Keng Po bersaing ketat dengan Sin Po dalam menerbitkan berita dan isu politik pada masa itu. Perbedaan antara kedua surat kabar tersebut adalah Keng Po menganjurkan kaum peranakan Tionghoa untuk memilih nasionalisme Indonesia, sedangkan Sin Po lebih menganjurkan nasionalisme Tiongkok.
xsd:nonNegativeInteger
7811