Javanese Kshatriya

http://dbpedia.org/resource/Javanese_Kshatriya an entity of type: WikicatKshatriyaCommunities

Javanese Kshatriya were a Hindu Kshatriya community which originally existed in the island of Java in Indonesia. According to the ancient Hindu law, the Kshatriyas have the exclusive right to bear arms in order to defend the country. Indigenous Kshatriya communities currently exist in India, Nepal, Bangladesh, Pakistan, Sri Lanka, Vietnam as well as in the island of Bali in Indonesia. rdf:langString
Kshatriya Jawa adalah masyarakat Kshatriya Hindu di Pulau Jawa, Indonesia. Menurut hukum Hindu, Kshatriya memiliki hak memanggul senjata untuk mempertahankan negaranya. Kaum Kshatriya yang terkemuka di Jawa ada di Kerajaan Kahuripan, Singasari, Kediri, dan Janggala. Karya sastra berjudul Rangga Lawe menerangkan secara terperinci mengenai para Kshatriya dan Waisya di Keraton Kerajaan Kediri. Jawa atau Kediri merupakan salah satu kerajaan Hindu yang diperintah oleh golongan Kshatriya. rdf:langString
rdf:langString Kshatriya Jawa
rdf:langString Javanese Kshatriya
xsd:integer 26819027
xsd:integer 1101897546
rdf:langString Javanese Kshatriya were a Hindu Kshatriya community which originally existed in the island of Java in Indonesia. According to the ancient Hindu law, the Kshatriyas have the exclusive right to bear arms in order to defend the country. Indigenous Kshatriya communities currently exist in India, Nepal, Bangladesh, Pakistan, Sri Lanka, Vietnam as well as in the island of Bali in Indonesia. Most prominent of the Kshatriya clans in Java were those located in Koripan, Gaglang, Kediri and Janggala. The literary work Rangga Lawe describes in detail about the Kshatriyas and Vaishyas of the Kediri royal palace. Jawa or Kediri was the largest Hindu kingdom, which was ruled by Kshatriyas in the island. Javanese Kshatriyas were popularly known as K'bo or Mahisa (meaning buffalo) and Rangga to indicate their strength. The Kshatriyas came to Java in small numbers, but most of the princes were of the third caste, the wesya (Vaishya). Most important of the Kshatriya families in Java were Mahisa Bungalan, K'bo Wilalungan, K'bo Siluman, K'bo Jerang, K'bo Kanigara, K'bo Chaluk, K'bo T'ki, K'bo Taluktak, Ki Mahisa Safati, K'bo Mundarang, and further Rangga Smi, Rangga Mayang, Rangga Palana, Rangga Ralengsong, Rangga Pasung, Rangga Wirada, Rangga Rabete, Rangga Sumbi, Rangga Sampana, and Anurangga Sunting. Some of these Kshatriya clans migrated to the island of Bali as well. The royal family of Deva Agung, who is considered to be the ancestor of almost all the Kshatriyas in Bali, was originally a Kshatriya from Java. The Javanese Kshatriyas became extinct during the early 17th century as a result of constant warfare with their Islamic rivals. No descendants remain of this community now, except those in Bali who claim ancestry from Dewa Agung.
rdf:langString Kshatriya Jawa adalah masyarakat Kshatriya Hindu di Pulau Jawa, Indonesia. Menurut hukum Hindu, Kshatriya memiliki hak memanggul senjata untuk mempertahankan negaranya. Kaum Kshatriya yang terkemuka di Jawa ada di Kerajaan Kahuripan, Singasari, Kediri, dan Janggala. Karya sastra berjudul Rangga Lawe menerangkan secara terperinci mengenai para Kshatriya dan Waisya di Keraton Kerajaan Kediri. Jawa atau Kediri merupakan salah satu kerajaan Hindu yang diperintah oleh golongan Kshatriya. Kshatriya Jawa yang terkenal pada umumnya bernama awal Kebo atau Mahisa (berarti kerbau) dan Rangga untuk menandakan kekuatannya. Keluarga Kshatriya yang berkedudukan penting di Jawa adalah Kebo Mundarang, Kebo Kanigara, Kebo Chaluk, Kebo Jerang, Kebo Siluman, Kebo Taluktak, Kebo Teki, Kebo Wilalungan, Mahisa Bungalan, Ki Mahisa Sapati, Rangga Mayang, Rangga Palana, Rangga Pasung, Rangga Rabete, Rangga Ralengsong, Rangga Sampana, Rangga Smi, Rangga Sumbi, Rangga Wirada, dan Anurangga Sunting. Beberapa kaum Kshatriya tersebut juga bermigrasi ke Pulau Bali, di antaranya adalah Dewa Agung beserta saudara tirinya Arya Damar dan enam Kshatriya lainnya. Namun, hanya Dewa Agung yang mempertahankan status Kshatriya-nya sementara keturunan dari tujuh orang lainnya diturunkan statusnya menjadi Wesya (Waisya). Keluarga kerajaan Dewa Agung yang mulanya berasal dari Jawa dianggap sebagai leluhur dari hampir seluruh Kshatriya di Bali. Kshatriya Jawa punah pada abad ke-16 akibat terjadinya perang terus-menerus hingga runtuhnya Majapahit. Tidak ada keturunan yang tersisa dari masyarakat ini sekarang, kecuali mereka yang ada di Bali yang mengeklaim sebagai keturunan Dewa Agung.
xsd:nonNegativeInteger 4126

data from the linked data cloud