Gedung Sate
http://dbpedia.org/resource/Gedung_Sate an entity of type: Thing
萬隆省府大樓是位於印尼西爪哇省萬隆市的公共建築。由荷蘭建築師J.Gerber基於新古典主義並採用當地的(如印度教、佛教元素)而設計,為荷屬東印度群島國有企業部門。該建築竣工於1920年。目前是西爪哇省省長的辦事處,它同時也是一間博物館。 它較常見的名稱是格東·沙特(Gedung sate),印尼語字面上的意思是「沙爹大樓」,指的是建築物中央尖峰形似於印度尼西亞傳統菜餚沙爹。 建築中央頂峰由六個球體組成,代表六百萬的建設資金。
rdf:langString
Gedung Sate is a public building in Bandung, West Java, Indonesia. It was designed according to a neoclassical design incorporating native Indonesian elements (such as Hindu-Buddhist elements) by Dutch architect J. Gerber to be the seat of the Dutch East Indies department of State Owned Enterprises (Departement van Gouvernmentsbedrijven, literally "Department of Government Industries"); the building was completed in 1920. Today, the building serves as the seat of the governor of the province of West Java, and also a museum.
rdf:langString
Gedung Sate (Sunda: ᮌᮨᮓᮧᮀ ᮞᮒᮦ, translit. Gedong Saté) merupakan gedung kantor Gubernur Jawa Barat. Gedung ini memiliki ciri khas berupa ornamen tusuk sate pada menara sentralnya, yang telah lama menjadi penanda atau markah tanah Kota Bandung yang tidak saja dikenal masyarakat di Jawa Barat, tetapi juga seluruh Indonesia bahkan model bangunan itu dijadikan pertanda bagi beberapa bangunan dan tanda-tanda kota di Jawa Barat. Misalnya bentuk gedung bagian depan Stasiun Kereta Api Tasikmalaya. Gedung berwarna putih ini mulai dibangun pada tahun 1920 dan masih berdiri kokoh hingga saat ini.
rdf:langString
Het Gedung Saté (Saté-gebouw) is een gebouw in de Javaanse stad Bandung. Het is gebouwd in 1920 in neoclassicistische stijl met Indische invloeden. De architect is , die onder andere ook de watertoren van Dirksland ontwierp. In de koloniale tijd was in dit gebouw het Departement van Gouvernementsbedrijven van Nederlands-Indië gevestigd, dat in de jaren dertig werd omgedoopt tot Departement van Verkeer en Waterstaat.Later werd Gedung Saté het gouvernementsgebouw van de provincie West-Java.
rdf:langString
rdf:langString
Gedung Sate
rdf:langString
Gedung Sate
rdf:langString
Gedung Saté
rdf:langString
沙爹大樓
rdf:langString
Gedung Sate
rdf:langString
Gedung Sate
xsd:float
-6.902459144592285
xsd:float
107.6187286376953
xsd:integer
5381424
xsd:integer
1078198033
rdf:langString
Jalan Diponegoro No. 22
rdf:langString
J.Gerber
rdf:langString
Gedung Sate
rdf:langString
September 1924
<squareMetre>
27990.859
xsd:integer
3
rdf:langString
Departement van Gouvernements Bedrijven building
rdf:langString
Bandung, Indonesia
rdf:langString
Gedung Sate, "Satay Building"
rdf:langString
Eh. De Roo, G. Hendriks
rdf:langString
Government of the City of Bandung
xsd:date
1920-07-27
xsd:string
-6.902459 107.61873
rdf:langString
Gedung Sate is a public building in Bandung, West Java, Indonesia. It was designed according to a neoclassical design incorporating native Indonesian elements (such as Hindu-Buddhist elements) by Dutch architect J. Gerber to be the seat of the Dutch East Indies department of State Owned Enterprises (Departement van Gouvernmentsbedrijven, literally "Department of Government Industries"); the building was completed in 1920. Today, the building serves as the seat of the governor of the province of West Java, and also a museum. Its common name, Gedung sate, is a nickname that translates literally from Indonesian to 'satay building', which is a reference to the shape of the building's central pinnacle - which resemble the shape of one of the Indonesian traditional dish called satay. The central pinnacle consists of six spheres that represents the six million gulden funded to the construction of the building.
rdf:langString
Gedung Sate (Sunda: ᮌᮨᮓᮧᮀ ᮞᮒᮦ, translit. Gedong Saté) merupakan gedung kantor Gubernur Jawa Barat. Gedung ini memiliki ciri khas berupa ornamen tusuk sate pada menara sentralnya, yang telah lama menjadi penanda atau markah tanah Kota Bandung yang tidak saja dikenal masyarakat di Jawa Barat, tetapi juga seluruh Indonesia bahkan model bangunan itu dijadikan pertanda bagi beberapa bangunan dan tanda-tanda kota di Jawa Barat. Misalnya bentuk gedung bagian depan Stasiun Kereta Api Tasikmalaya. Gedung berwarna putih ini mulai dibangun pada tahun 1920 dan masih berdiri kokoh hingga saat ini. Gedung Sate yang pada masa Hindia Belanda itu disebut Gouvernements Bedrijven (GB), peletakan batu pertama dilakukan oleh puteri sulung Wali Kota Bandung, Bertus Coops dan , mewakili Gubernur Jenderal di Batavia, J.P. Graaf van Limburg Stirum pada tanggal 27 Juli 1920, merupakan hasil perencanaan sebuah tim yang terdiri dari Ir., arsitek muda kenamaan lulusan Fakultas Teknik Delft , Ir. dan Ir. serta pihak Gemeente van Bandoeng, diketuai Kol. Pur. VL. Slors dengan melibatkan 2000 pekerja, 150 orang di antaranya pemahat, atau ahli bongpay pengukir batu nisan dan pengukir kayu berkebangsaan China yang berasal dari Konghu atau Kanton, dibantu tukang batu, kuli aduk dan peladen yang berasal dari penduduk , , dan , yang sebelumnya mereka menggarap Gedong Sirap (Kampus ITB) dan Gedong Papak. Selama kurun waktu 4 tahun pada bulan September 1924 berhasil diselesaikan pembangunan induk bangunan utama Gouverments Bedrijven, termasuk kantor pusat PTT (Pos, Telepon dan Telegraf) dan Perpustakaan. Perpustakaan Gedung Sate memuat 250.000 buku yang didapat dari perusahaan kereta api, dinas pos, telegraf dan telepon, dan dinas pertambangan. Perpustakaan ini menjadi perpustakan terbesar di Hindia Belanda untuk kategori ilmu pengetahuan. Sementara untuk kategori umum, perpustakaan Gedung Sate menjadi yang terbesar kedua setelah perpustakaan “Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen”. Arsitektur Gedung Sate merupakan hasil karya arsitek Ir. J.Gerber dan kelompoknya yang tidak terlepas dari masukan maestro arsitek Belanda Dr.Hendrik Petrus Berlage, yang bernuansakan wajah arsitektur tradisional Nusantara. Banyak kalangan arsitek dan ahli bangunan menyatakan Gedung Sate adalah bangunan monumental yang anggun mempesona dengan gaya arsitektur unik mengarah kepada bentuk gaya arsitektur Indo-Eropa, (Indo Europeeschen architectuur stijl), sehingga tidak mustahil bila keanggunan Candi Borobudur ikut mewarnai Gedung Sate. Beberapa pendapat tentang megahnya Gedung Sate di antaranya dan dua arsitek Belanda, yang mengatakan "langgam arsitektur Gedung Sate adalah gaya hasil eksperimen sang arsitek yang mengarah pada bentuk gaya arsitektur Indo-Eropa". dalam bukunya Bandoeng en haar Hoogvlakte 1952, "Gedung Sate adalah bangunan terindah di Indonesia". Ir. H.P.Berlage, sewaktu kunjungan ke Gedung Sate April 1923, menyatakan, "Gedung Sate adalah suatu karya arsitektur besar, yang berhasil memadukan langgam timur dan barat secara harmonis". Seperti halnya gaya arsitektur Italia pada masa renaiscance terutama pada bangunan sayap timur. Sedangkan menara bertingkat di tengah bangunan mirip atap meru atau pagoda. Masih banyak lagi pendapat arsitek Indonesia yang menyatakan kemegahan Gedung Sate misalnya , dan . Kuat dan utuhnya Gedung Sate hingga kini, tidak terlepas dari bahan dan teknis konstruksi yang dipakai. Dinding Gedung Sate terbuat dari kepingan batu ukuran besar (1 × 1 × 2 m) yang diambil dari kawasan perbukitan batu di Bandung timur sekitar Arcamanik dan Gunung Manglayang. Konstruksi bangunan Gedung Sate menggunakan cara konvensional yang profesional dengan memperhatikan standar teknik. Gedung Sate berdiri di atas lahan seluas 27.990,859 m², luas bangunan 10.877,734 m² terdiri dari Basement 3.039,264 m², Lantai I 4.062,553 m², teras lantai I 212,976 m², Lantai II 3.023,796 m², teras lantai II 212.976 m², menara 121 m² dan teras menara 205,169 m². Gerber sendiri memadukan beberapa aliran arsitektur ke dalam rancangannya. Untuk jendela, Gerber mengambil tema Moor Spanyol, sedangkan untuk bangunannya dalah Rennaisance Italia. Khusus untuk menara, Gerber memasukkan aliran Asia, yaitu gaya atap pura Bali atau pagoda di Thailand. Di puncaknya terdapat "tusuk sate" dengan 6 buah ornamen sate (versi lain menyebutkan jambu air atau melati), yang melambangkan 6 juta gulden - jumlah biaya yang digunakan untuk membangun Gedung Sate. Ornamen yang terbuat dari batu, terletak di atas pintu utama Gedung Sate, sering dikaitkan dengan candi Borobudur karena bentuknya yang serupa. Fasade (tampak depan) Gedung Sate ternyata sangat diperhitungkan. Dengan mengikuti sumbu poros utara-selatan (yang juga diterapkan di Gedung Pakuan, yang menghadap Gunung Malabar di selatan), Gedung Sate justru sengaja dibangun menghadap Gunung Tangkuban Perahu di sebelah utara. Dalam perjalanannya semula diperuntukkan bagi Departemen Lalulintas dan Pekerjaan Umum, bahkan menjadi pusat pemerintahan Hindia Belanda setelah Batavia dianggap sudah tidak memenuhi syarat sebagai pusat pemerintahan karena perkembangannya, sehingga digunakan oleh Jawatan Pekerjaan Umum. Tanggal 3 Desember 1945 terjadi peristiwa yang memakan korban tujuh orang pemuda yang mempertahankan Gedung Sate dari serangan pasukan Gurkha. Untuk mengenang ke tujuh pemuda itu, dibuatkan tugu dari batu yang diletakkan di belakang halaman Gedung Sate. Atas perintah Menteri Pekerjaan Umum pada tanggal 3 Desember 1970 Tugu tersebut dipindahkan ke halaman depan Gedung Sate. Gedung Sate sejak tahun 1980 dikenal dengan sebutan Kantor Gubernur karena sebagai pusat kegiatan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yang sebelumnya Pemerintahaan Provinsi Jawa Barat menempati di Jalan Braga Bandung. Ruang kerja Gubernur terdapat di lantai II bersama dengan ruang kerja Wakil Gubernur, Sekretaris Daerah, Para Assisten dan Biro. Saat ini Gubernur di bantu oleh tiga Wakil Gubernur yang menangani Bidang Pemerintahan, Bidang Ekonomi dan Pembangunan, serta Bidang Kesejahteraan Rakyat, seorang Sekretaris Daerah dan Empat Asisten yaitu Asisten Ketataprajaan, Asisten Administrasi Pembangunan, Asisten Kesejahteraan Sosial dan Asisten Administrasi. Namun tidak seluruh Asisten menempati Gedung Sate. Asisten Kesejahteraan Sosial dan Asisten Administrasi bersama staf menempati Gedung Baru. Di bagian timur dan barat terdapat dua ruang besar yang akan mengingatkan pada ruang dansa (ball room) yang sering terdapat pada bangunan masyarakat Eropa. Ruangan ini lebih sering dikenal dengan sebutan aula barat dan aula timur, sering digunakan kegiatan resmi. Di sekeliling kedua aula ini terdapat ruangan-ruangan yang di tempati beberapa Biro dengan Stafnya. Paling atas terdapat lantai yang disebut Menara Gedung Sate, lantai ini tidak dapat dilihat dari bawah, untuk menuju ke lantai teratas menggunakan Lift atau dengan menaiki tangga kayu. Kesempurnaan megahnya Gedung Sate dilengkapi dengan Gedung Baru yang mengambil sedikit gaya arsitektur Gedung Sate namun dengan gaya konstektual hasil karya arsitek Ir. yang dibangun tahun 1977 diperuntukkan bagi para Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Barat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai Lembaga Legislatif Daerah. Gedung Sate telah menjadi salah satu tujuan objek wisata di kota Bandung. Khusus wisatawan manca negara banyak dari mereka yang sengaja berkunjung karena memiliki keterkaitan emosi maupun history pada Gedung ini. Keterkaitan emosi dan history ini mungkin akan terasa lebih lengkap bila menaiki anak tangga satu per satu yang tersedia menuju menara Gedung Sate. Ada 6 tangga yang harus dilalui dengan masing-masing 10 anak tangga yang harus dinaiki. Keindahan Gedung Sate dilengkapi dengan taman di sekelilingnya yang terpelihara dengan baik, tidak heran bila taman ini diminati oleh masyarakat kota Bandung dan para wisatawan baik domestik maupun manca negara. Keindahan taman ini sering dijadikan lokasi kegiatan yang bernuansakan kekeluargaan, lokasi shooting video klip musik baik artis lokal maupun artis nasional, lokasi foto keluarga atau foto diri bahkan foto pasangan pengantin. Khusus pada hari minggu lingkungan halaman Gedung Sate dijadikan pilihan tempat sebagian besar masyarakat untuk bersantai, sekadar duduk-duduk menikmati udara segar kota Bandung atau berolahraga ringan. Membandingkan Gedung Sate dengan bangunan-bangunan pusat pemerintahan (capitol building) di banyak ibu kota negara sepertinya tidak berlebihan. Persamaannya semua dibangun di tengah kompleks hijau dengan menara sentral yang megah. Terlebih dari segi letak gedung sate serta lanskapnya yang relatif mirip dengan Gedung Putih di Washington, DC, Amerika Serikat. Dapat dikatakan Gedung Sate adalah "Gedung Putih"nya kota Bandung.
rdf:langString
Het Gedung Saté (Saté-gebouw) is een gebouw in de Javaanse stad Bandung. Het is gebouwd in 1920 in neoclassicistische stijl met Indische invloeden. De architect is , die onder andere ook de watertoren van Dirksland ontwierp. In de koloniale tijd was in dit gebouw het Departement van Gouvernementsbedrijven van Nederlands-Indië gevestigd, dat in de jaren dertig werd omgedoopt tot Departement van Verkeer en Waterstaat.Later werd Gedung Saté het gouvernementsgebouw van de provincie West-Java. De naam is ontstaan naar aanleiding van de vorm van de pinakel boven de hoofdingang. Samen met de vlaggenmast lijkt deze op een saté-stokje.
rdf:langString
萬隆省府大樓是位於印尼西爪哇省萬隆市的公共建築。由荷蘭建築師J.Gerber基於新古典主義並採用當地的(如印度教、佛教元素)而設計,為荷屬東印度群島國有企業部門。該建築竣工於1920年。目前是西爪哇省省長的辦事處,它同時也是一間博物館。 它較常見的名稱是格東·沙特(Gedung sate),印尼語字面上的意思是「沙爹大樓」,指的是建築物中央尖峰形似於印度尼西亞傳統菜餚沙爹。 建築中央頂峰由六個球體組成,代表六百萬的建設資金。
<squareMetre>
27990.859
xsd:nonNegativeInteger
3426
rdf:langString
Jalan Diponegoro No. 22
xsd:string
September 1924
xsd:string
27 July 1920
xsd:double
27990.859
xsd:positiveInteger
3
rdf:langString
Departement van Gouvernements Bedrijven (GB) building
rdf:langString
Gedung Sate, "Satay Building"
<Geometry>
POINT(107.6187286377 -6.9024591445923)