Eel as food
http://dbpedia.org/resource/Eel_as_food an entity of type: Thing
Eels are elongated fish, ranging in length from 5 centimetres (2.0 in) to 4 metres (13 ft). Adults range in weight from 30 grams to over 25 kilograms. They possess no pelvic fins, and many species also lack pectoral fins. The dorsal and anal fins are fused with the caudal or tail fin, forming a single ribbon running along much of the length of the animal.Most eels live in the shallow waters of the ocean and burrow into sand, mud, or amongst rocks. A majority of eel species are nocturnal and thus are rarely seen. Sometimes, they are seen living together in holes, or "eel pits". Some species of eels live in deeper water on the continental shelves and over the slopes deep as 4,000 metres (13,000 ft). Only members of the family Anguillidae regularly inhabit fresh water, but they too return to
rdf:langString
Belut merupakan ikan yang menjadi salah satu bahan makanan di dunia. Belut dewasa memiliki ukuran yang bervariasi dari 5 cm hingga 4 meter tergantung spesiesnya. Ikan ini tidak memiliki , dan beberapa spesies tidak memiliki . dan bersatu dengan membentuk satu sirip yang memanjang di sepanjang tubuhnya. Sebagian besar spesies belut hidup di dekat pantai dan mengubur diri di pasir, lumpur, atau di antara bebatuan. Belut adalah hewan nokturnal sehingga jarang dilihat oleh manusia. Belut dari famili mendiami air tawar dan kembali ke laut hanya untuk berkembang biak.
rdf:langString
rdf:langString
Eel as food
rdf:langString
Belut (makanan)
xsd:integer
35887077
xsd:integer
1105232936
rdf:langString
Eels are elongated fish, ranging in length from 5 centimetres (2.0 in) to 4 metres (13 ft). Adults range in weight from 30 grams to over 25 kilograms. They possess no pelvic fins, and many species also lack pectoral fins. The dorsal and anal fins are fused with the caudal or tail fin, forming a single ribbon running along much of the length of the animal.Most eels live in the shallow waters of the ocean and burrow into sand, mud, or amongst rocks. A majority of eel species are nocturnal and thus are rarely seen. Sometimes, they are seen living together in holes, or "eel pits". Some species of eels live in deeper water on the continental shelves and over the slopes deep as 4,000 metres (13,000 ft). Only members of the family Anguillidae regularly inhabit fresh water, but they too return to the sea to breed. Eel blood is poisonous to humans and other mammals, but both cooking and the digestive process destroy the toxic protein. The toxin derived from eel blood serum was used by Charles Richet in his Nobel Prize-winning research, in which Richer discovered anaphylaxis by injecting it into dogs and observing the effect. The Jewish laws of Kashrut forbid the eating of eels. Similarly, according to the King James Version of the Old Testament, it is acceptable to eat fin fish, but fish like eels are an abomination and should not be eaten. Japan consumes more than 70 percent of the global eel catch.
rdf:langString
Belut merupakan ikan yang menjadi salah satu bahan makanan di dunia. Belut dewasa memiliki ukuran yang bervariasi dari 5 cm hingga 4 meter tergantung spesiesnya. Ikan ini tidak memiliki , dan beberapa spesies tidak memiliki . dan bersatu dengan membentuk satu sirip yang memanjang di sepanjang tubuhnya. Sebagian besar spesies belut hidup di dekat pantai dan mengubur diri di pasir, lumpur, atau di antara bebatuan. Belut adalah hewan nokturnal sehingga jarang dilihat oleh manusia. Belut dari famili mendiami air tawar dan kembali ke laut hanya untuk berkembang biak. Darah belut cenderung bersifat beracun bagi manusia dan hewan lainnya, namun toksinnya dapat dimatikan dengan memasaknya. Umat Yahudi menganggap belut tidak kosher karena disebut sebagai ikan yang tidak memiliki sirip dan sisik. Jepang merupakan penghasil belut utama di dunia dengan 70 persnenya dihasilkan dari Jepang. Namun pada tahun 2010, Greenpeace International menempatkan belut Eropa, , dan ke dalam daftar "boga bahari merah", yaitu boga bahari yang kemungkinan besar didapatkan dari usaha penangkapan ikan yang tidak lestari. Masyarakat adat yang mendiami Taman Nasional Betung Kerihun, Kalimantan Barat memanfaatkan belut dari spesies sebagai obat.
xsd:nonNegativeInteger
14411