Benny G. Setiono
http://dbpedia.org/resource/Benny_G._Setiono an entity of type: Thing
Benny Gatot Setiono (October 31, 1943 - January 17, 2017) was an Indonesian historian. Setiono was born in Caracas, Kuningan, West Java, Indonesia. His father, Endang Sunarko (Khouw Sin Eng), was also a writer, including of New China, Friend or Foe and for the magazines 'Pantjawarna' and `Sin Po daily '. Setiono studied at the Faculty of Economics, Res Publica University, (now known as Trisakti University), Jakarta. At level three, Benny was forced to drop out after the campus was burned by WE / KAPPI backed militias in 1965 riots. Spouse: Kumala Dewi Ismail (Baby) (†)
rdf:langString
Benny Gatot Setiono (31 Oktober 1943 - 17 Januari 2017) adalah seorang sejarawan nasionalis Indonesia yang sangat mencintai negeri Indonesia dan terbeban atas kesejahteraan serta keadilan bagi rakyat Indonesia yang belum merata. Benny lahir di Ciracas, Kuningan, Jawa Barat. Dilahirkan dari seorang ibu bernama Adiawati (Oey Lian Nio) yang walaupun seorang wanita sederhana tetapi filsafat hidupnya sangat menjadi inspirasi bagi anak-anaknya sampai hari ini. Sang ayah, Endang Sunarko (Khow Sing Eng), adalah penulis yang rajin mengirimkan artikelnya ke majalah Pantjawarna, koran Sin Po, dan sebagainya dengan nama Si Kapitung yang terkenal di zaman itu. Sunarko telah menulis beberapa buku antara lain Chiang Kai Sek dan Khong Hoe Tjoe (1941), Chuang Tse, Pudjangga yang Tadjam dan Djenaka Penaya (
rdf:langString
rdf:langString
Benny G. Setiono
rdf:langString
Benny G. Setiono
xsd:integer
47560473
xsd:integer
1050663873
rdf:langString
Benny Gatot Setiono (October 31, 1943 - January 17, 2017) was an Indonesian historian. Setiono was born in Caracas, Kuningan, West Java, Indonesia. His father, Endang Sunarko (Khouw Sin Eng), was also a writer, including of New China, Friend or Foe and for the magazines 'Pantjawarna' and `Sin Po daily '. Setiono studied at the Faculty of Economics, Res Publica University, (now known as Trisakti University), Jakarta. At level three, Benny was forced to drop out after the campus was burned by WE / KAPPI backed militias in 1965 riots. In 1999, Setiono co-founded the Chinese Indonesian Association, CORE, and in 2002 co-founded . He was the author of various articles and the book Tionghoa Dalam Pusaran Politik (Chinese in the Political Turbulence) published by ELKASA, Jakarta 2003 and translated into Chinese by Prof. Zhou Nanjing from Beijing University (2004). According to Setiono, the outbreak of conflict with the Chinese in the 18th century was followed by increased suspicion and resentment in native Indonesians and the Dutch toward the ethnic Chinese, who were growing in number and whose wealth was increasingly visible. Established in Jakarta before Notary James Herman Rahardjo on February 5, 1999, INTI (Perhimpunan Indonesia Tionghoa) organization was founded by Aswan Sjachril, Benny G. Setiono, Eddie Lembong, Effie Sari, Gilbert Wiryadinata, Hendra Surjana, Henry Boen, Judi W. Leonardi, Kahar Lukman, Karta Winata, Kuncoro Wibowo, Michael Utama Purnama, Nancy Widjaja, Ronald Sjarif, Sudhamek Agoeng Waspodo Soenjoto, Teddy Sugianto, and Tjiandra Widjaja Wong. Spouse: Kumala Dewi Ismail (Baby) (†) Children:Widuri (Uchen)/ Christiandy K,Nilam (Uching)/ Venny Sufendi,Eddy (Afen)/ Rindu Wastuti,Mirah (Maria),Intan (Noreen)/ Willy Cendana, Siblings: Heru Sunarko (†)/ Betsy L,Sri Lestari Sunarko/ Trianus G (†),Sari Lestari Sunarko (†)/ Slamet Hadi,Buntaran Sunarko (†),Bambang Sunarko/ Ruth Zacharias,Aditya Sunarko/ Lisa Atmadja, Grandchildren: Ferdinand Dharmadi/ Veronica Pribadi ,Julius Dharmadi,Shela Tanado,Ario Tanado,Davin Putera Cendana,Deandra Puteri Cendana,Divara Puteri Cendana,Faith Ruby Susantio,Junaid Susantio,Averian Iskandar,Lakeisha Iskandar, Great grandchildren: Claire Olivia Carsten
rdf:langString
Benny Gatot Setiono (31 Oktober 1943 - 17 Januari 2017) adalah seorang sejarawan nasionalis Indonesia yang sangat mencintai negeri Indonesia dan terbeban atas kesejahteraan serta keadilan bagi rakyat Indonesia yang belum merata. Benny lahir di Ciracas, Kuningan, Jawa Barat. Dilahirkan dari seorang ibu bernama Adiawati (Oey Lian Nio) yang walaupun seorang wanita sederhana tetapi filsafat hidupnya sangat menjadi inspirasi bagi anak-anaknya sampai hari ini. Sang ayah, Endang Sunarko (Khow Sing Eng), adalah penulis yang rajin mengirimkan artikelnya ke majalah Pantjawarna, koran Sin Po, dan sebagainya dengan nama Si Kapitung yang terkenal di zaman itu. Sunarko telah menulis beberapa buku antara lain Chiang Kai Sek dan Khong Hoe Tjoe (1941), Chuang Tse, Pudjangga yang Tadjam dan Djenaka Penaya (cetakan kesatu 1950 dan cetakan kedua 1952), Mimbar Pahlawan Wanita RRT (1952), Tiongkok Baru Kawan atau Lawan (1953), dan Hitler (1992). Pada 1947, rumahnya dibakar oleh gerombolan yang menamakan diri sebagai laskar rakyat dan kakeknya menjadi korban pembunuhan laskar Hisbullah. Kejadian tersebut menyebabkan kedua orangtuanya bersama anak-anaknya mengungsi ke kota Cirebon. Dari Cirebon, mereka kemudian hijrah ke Jakarta dengan kapal motor. Benny kemudian bersekolah dan besar di Jakarta. Benny G. Setiono pernah kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas hingga tingkat tiga. Namun, terpaksa drop out akibat kampusnya dibakar pada tahun 1965.
xsd:nonNegativeInteger
3101