Bayan Sirrullah
http://dbpedia.org/resource/Bayan_Sirrullah an entity of type: Thing
Bayan Sirrullah (d. 1521) was the second Sultan of Ternate in Maluku. He is also known as Abu Lais (in Portuguese sources, Boleife) or Kaicili Leliatu. He ruled from perhaps 1500 to 1521, and is important as the first east Indonesian ruler who made contact with the encroaching Portuguese.
rdf:langString
Sultan Bayanullah dari Ternate (1500-1521) adalah putera pertama Sultan Zainal Abidin (1486-1500). Namanya sering kali berbeda dalam berbagai sumber sejarah, ia sering juga disebut Sultan Bolief atau Abu Alif dan sewaktu muda ia lebih dikenal dengan sebutan Kaicil Leliatur.
rdf:langString
rdf:langString
Bayan Sirrullah
rdf:langString
Bayanullah dari Ternate
rdf:langString
Bayan Sirrullah
rdf:langString
Bayan Sirrullah
xsd:integer
63495661
xsd:integer
1101842299
xsd:integer
1521
xsd:integer
1500
rdf:langString
Sultan of Ternate
xsd:integer
1500
rdf:langString
Bayan Sirrullah (d. 1521) was the second Sultan of Ternate in Maluku. He is also known as Abu Lais (in Portuguese sources, Boleife) or Kaicili Leliatu. He ruled from perhaps 1500 to 1521, and is important as the first east Indonesian ruler who made contact with the encroaching Portuguese.
rdf:langString
Sultan Bayanullah dari Ternate (1500-1521) adalah putera pertama Sultan Zainal Abidin (1486-1500). Namanya sering kali berbeda dalam berbagai sumber sejarah, ia sering juga disebut Sultan Bolief atau Abu Alif dan sewaktu muda ia lebih dikenal dengan sebutan Kaicil Leliatur. Bayanullah dibesarkan dalam lingkungan Islam yang ketat. Sejak resmi menjadi kerajaan Islam pada masa kakeknya, (1465-1486), Ternate tak henti-hentinya melakukan perubahan dengan mengadopsi segala hal yang berbau Islami. Sultan Bayanullah melanjutkan langkah Islamisasi di Maluku yang dimulai oleh ayahnya, Sultan Zainal Abidin. Setelah menetapkan Syariat Islam sebagai hukum dasar kerajaan, seluruh rakyat Ternate diwajibkan memakai pakaian yang menutup aurat. Ia membentuk struktur baru dan lembaga pemerintahan sesuai Islam yang segera diadopsi oleh kerajaan-kerajaan lain di Maluku. Tindakannya ini berhasil membawa Maluku keluar dari alam animisme ke monoteisme (Islam). Sultan Bayanullah juga dikenal sebagai Sultan yang mencintai ilmu pengetahuan dan berjasa besar bagi perkembangan Islam di wilayah timur Nusantara terutama kepulauan Maluku. Seperti ayahnya, Ia banyak mengundang guru-guru Muslim untuk mengajar di Kesultanan Ternate, ia pun tak segan mempelajari ilmu dari bangsa-bangsa asing yang datang, mengenai hal ihwal persenjataan, strategi perang, perkapalan, teknik pembangunan dan sebagainya. Di masanya tiba orang Eropa pertama di Maluku, Ludovico Varthema (Lodewijk de Bartomo) tahun 1506. Tahun 1511 armada Portugis untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di Maluku dibawah pimpinan Francisco Serrão. Kedatangan Portugis yang awalnya untuk berdagang ini disambut dengan sukacita oleh Sultan Bayanullah dan bahkan menjadikan mereka sebagai penasihat kerajaan. Langkah yang sama juga ditempuh mertua sekaligus saingannya (1500-1526) dari Kesultanan Tidore yang juga berlaku serupa terhadap bangsa Spanyol. Sultan Bayanullah sangat menyukai bangsa Portugis hingga memberikan mereka hak-hak istimewa dalam perdagangan. suatu langkah yang kelak membawa kehancuran bagi putera-putera dan negerinya. Sultan Bayanullah tutup usia tahun 1522, kematiannya yang meninggalkan pewaris yang masih belia memberikan kesempatan bagi Portugis untuk turut andil dalam percaturan politik di Maluku.
rdf:langString
Abu Lais
xsd:nonNegativeInteger
9368
xsd:gYear
1521
xsd:gYear
1500