Architecture of Penang

http://dbpedia.org/resource/Architecture_of_Penang

The architecture of Penang reflects the 171 years of British presence on the island, coalescing with local, Chinese, Indian, Islamic and other elements to create a unique and distinctive brand of architecture. Along with Malacca, Penang is an architectural gem of Malaysia and Southeast Asia. Unlike Singapore, also a Straits Settlement, where many heritage buildings had to make way for modern skyscrapers and high-rise apartments due to rapid development and acute land scarcity, Penang's architectural heritage has enjoyed a better fate. Penang has one of the largest collections of pre-war buildings in Southeast Asia. This is for the most part due to the Rent Control Act which froze house rental prices for decades, making redevelopment unprofitable. With the repeal of this act in 2000 however rdf:langString
Arsitektur Penang adalah seni dan gaya konstruksi bangunan atau struktur yang mencerminkan 171 tahun kekuasaan Britania di Penang, berpadu dengan unsur lokal, Tionghoa, India, Islam, dan lainnya menjadi suatu arsitektur yang unik dan berbeda. Bersama dengan Melaka, Penang adalah permata arsitektur Malaysia dan Asia Tenggara. Tidak seperti Singapura, yang juga sebuah Negeri Selat, yang di sana banyak bangunan warisan tua harus tersisih oleh gedung-gedung pencakar langit dan apartemen-apartemen bertingkat tinggi modern karena perkembangan yang pesat dan kelangkaan lahan akut, warisan arsitektur Penang bernasib lebih baik. Penang memiliki salah satu koleksi terbesar bangunan-bangunan sebelum perang di Asia Tenggara. Hal ini sebagian besar dikarenakan Undang-Undang Pengendalian Sewa yang mempe rdf:langString
rdf:langString Architecture of Penang
rdf:langString Arsitektur Pulau Pinang
xsd:integer 6271487
xsd:integer 1003093297
rdf:langString The architecture of Penang reflects the 171 years of British presence on the island, coalescing with local, Chinese, Indian, Islamic and other elements to create a unique and distinctive brand of architecture. Along with Malacca, Penang is an architectural gem of Malaysia and Southeast Asia. Unlike Singapore, also a Straits Settlement, where many heritage buildings had to make way for modern skyscrapers and high-rise apartments due to rapid development and acute land scarcity, Penang's architectural heritage has enjoyed a better fate. Penang has one of the largest collections of pre-war buildings in Southeast Asia. This is for the most part due to the Rent Control Act which froze house rental prices for decades, making redevelopment unprofitable. With the repeal of this act in 2000 however, property prices skyrocketed and development has begun to encroach upon these buildings, many of which are in a regrettable state of disrepair. The government in recent years has allocated more funding to finance the restoration of a number of derelict heritage buildings, most notably Suffolk House, City Hall and historic buildings in the old commercial district.
rdf:langString Arsitektur Penang adalah seni dan gaya konstruksi bangunan atau struktur yang mencerminkan 171 tahun kekuasaan Britania di Penang, berpadu dengan unsur lokal, Tionghoa, India, Islam, dan lainnya menjadi suatu arsitektur yang unik dan berbeda. Bersama dengan Melaka, Penang adalah permata arsitektur Malaysia dan Asia Tenggara. Tidak seperti Singapura, yang juga sebuah Negeri Selat, yang di sana banyak bangunan warisan tua harus tersisih oleh gedung-gedung pencakar langit dan apartemen-apartemen bertingkat tinggi modern karena perkembangan yang pesat dan kelangkaan lahan akut, warisan arsitektur Penang bernasib lebih baik. Penang memiliki salah satu koleksi terbesar bangunan-bangunan sebelum perang di Asia Tenggara. Hal ini sebagian besar dikarenakan Undang-Undang Pengendalian Sewa yang mempertahankan harga sewa rumah selama puluhan tahun, yang menjadikan pembangunan kembali tidak menguntungkan. Tetapi, pada tahun 2000 undang-undang ini dicabut, sehingga harga properti meroket dan pembangunan sudah mulai merambah pada bangunan-bangunan tua, banyak yang disesalkan karena telah mengalami kerusakan. Beberapa tahun terakhir pemerintah telah mengalokasikan dana lebih banyak untuk membiayai pemulihan sejumlah bangunan cagar budaya yang terlantar, di antaranya yang paling terkenal adalah Rumah Suffolk, Balai Kota, dan bangunan-bangunan bersejarah di kawasan komersial tua.
xsd:nonNegativeInteger 11255

data from the linked data cloud